Pramoedya.id: Gelombang aksi damai pasca-banjir yang menerjang sejumlah wilayah di Kota Bandar Lampung mulai mengemuka. Dimotori kelompok pemuda, aksi ini awalnya menyuarakan dampak banjir bandang yang disebut telah menelan korban jiwa dan menyebabkan kerugian besar. Namun, seiring waktu, aksi tersebut meluas. Dari kelurahan hingga kantor wali kota, berbagai elemen masyarakat turun menyampaikan aspirasi secara terbuka.
Di Kelurahan Pesawahan, puluhan warga, sebagian besar ibu rumah tangga, menggelar aksi damai di depan kantor kelurahan. Mereka membentangkan spanduk bertuliskan: “Kami masyarakat korban banjir Kelurahan Pesawahan mendesak aparat kepolisian untuk mengusut dan menangkap dalang unjuk rasa anarkis di kantor Pemda Kota Bandar Lampung yang menjual kami sebagai korban.”
Di titik lain, sejumlah pemuda melakukan aksi simbolik di depan Kantor Pemerintah Kota. Dengan mulut dilakban hitam dan membawa kotak amal bertuliskan “Peduli Korban Banjir”, mereka menyampaikan kepedulian terhadap korban. Meskipun sempat ditolak oleh beberapa warga, aksi tetap berlangsung damai.
Sementara itu, massa lain yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Bandar Lampung turut menyampaikan orasi. Koordinator lapangan mereka, Yunus, menyampaikan apresiasi kepada Pemkot dan aparat yang dinilainya telah bekerja maksimal. “Hari ini kami hadir bukan untuk membuat kegaduhan, tapi menyampaikan apresiasi. Pemerintah kota, Dinas PU, BPBD, Damkar, semua telah bergerak cepat membersihkan saluran, menormalisasi sungai, dan mengatasi banjir,” ujar Yunus, Rabu (30/4/2025).
Ia menegaskan bahwa masyarakat tidak boleh terpecah hanya karena provokasi dari segelintir pihak yang menyampaikan kritik secara kasar. “Kritik itu penting, tapi harus santun. Jangan sampai semangat perubahan malah dicemari gaya-gaya provokatif yang tak mencerminkan etika publik,” katanya.
Aksi damai hari itu, lanjut Yunus, juga merupakan bentuk dukungan moral untuk Wali Kota Bandar Lampung yang dianggap telah menunjukkan kepedulian tinggi terhadap warga terdampak banjir. “Banjir ini masalah bersama, dan kita harus selesaikan bersama pula. Mari rawat kota ini dengan semangat kolaborasi, bukan konflik,” tutup Yunus. (*)