Pramoedya.id: Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana, menyoroti penanganan penyakit Tuberkulosis (TBC) sebagai isu kesehatan paling mendesak di kota tersebut. Hal ini disampaikannya saat membuka resmi Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor dan Lintas Program Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit oleh Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung di Hotel Aston pada Rabu (1/10/2025). Pertemuan ini menjadi ajang konsolidasi komitmen antar lembaga pemerintahan dan fasilitas kesehatan.
Rapat koordinasi ini digelar dengan melibatkan spektrum peserta yang sangat luas, mulai dari Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Kantor Kemenag, Kepala Dinas Pendidikan, hingga Direktur Utama Rumah Sakit umum dan swasta se-Bandar Lampung. Kehadiran Camat dan Kepala Puskesmas se-Kota Bandar Lampung menunjukkan bahwa Pemkot ingin memastikan instruksi ini tersampaikan hingga ke lini pelayanan terdepan.
Dalam sambutannya, Walikota memberikan instruksi tegas yang fokus pada pelayanan kesehatan warga, khususnya dalam penanganan penyakit TBC. Ia menuntut agar semua rumah sakit di Bandar Lampung, baik milik pemerintah maupun swasta, menempatkan penanganan TBC sebagai prioritas utama.
“Semua Rumah Sakit yang ada di Bandar Lampung bisa menjadi contoh dalam pengembangan kesehatan dan pengobatan dengan berkolaborasi antar Rumah Sakit,” instruksinya, menekankan pentingnya kerjasama yang erat alih-alih bekerja secara parsial.
Selain itu, Eva Dwiana juga secara spesifik menginstruksikan jaringan Puskesmas untuk memperkuat pengawasan di lapangan. Puskesm s diminta tidak bekerja sendirian, melainkan harus melibatkan aparatur wilayah.
“Beliau juga menginstruksikan kepada seluruh puskesmas untuk berkolaborasi dengan kecamatan agar terus memantau warga Bandar Lampung dalam pelayanan kesehatan terkhusus dalam penanganan penyakit TBC di Kota Bandar Lampung.”
Instruksi Walikota ini mencerminkan komitmen politik Pemkot untuk secara agresif menekan angka TBC. Dengan melibatkan rumah sakit, puskesmas, dan aparatur kecamatan secara bersamaan, diharapkan pengawasan, deteksi dini, dan pengobatan TBC dapat dilakukan secara terpadu dan mencapai seluruh lapisan masyarakat. Pertemuan lintas sektor ini menjadi titik awal bagi sinergi yang lebih terstruktur di sektor kesehatan. (*)