Pramoedya.id: Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Bandar Lampung, Dapid Novian Mastur, mengkritik respons pemerintah yang dinilainya lamban dan tidak serius dalam menangani persoalan banjir.
Menurutnya, Bandar Lampung kembali dikepung banjir besar setelah hujan deras mengguyur kota sejak Jumat malam, 21 Februari 2025 disebabkan oleh kurangnya langkah antisipasi dari pemerintah daerah.
“Belum lama banjir besar terjadi, sekarang datang lagi dengan dampak yang lebih parah. Sudah ada korban jiwa bahkan,” kata Dapid ketika diwawancarai, Sabtu (22/2/2025).
Lebih lanjut, banjir yang terus berulang ini bukan sekadar bencana alam, tetapi juga bukti lemahnya kebijakan mitigasi.
“Kurangnya perhatian terhadap drainase dan tata ruang kota membuat bencana ini seperti agenda tahunan. Pemerintah sibuk membangun proyek infrastruktur besar, tapi mengabaikan kebutuhan mendasar warga,” tegas Dapid.
Ia meminta Walikota Bandar Lampung segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi persoalan banjir yang terus menghantui warga setiap musim hujan.
“Sekarang saatnya fokus menangani banjir. Infrastruktur lain bisa menunggu, tapi keselamatan warga tidak bisa ditunda. Masyarakat tidak bisa terus hidup dalam ketakutan setiap kali hujan turun,” lanjutnya.
Dapid juga meminta Pemerintah Provinsi Lampung untuk ikut bertanggung jawab dalam menyelesaikan permasalahan ini.
“Bandar Lampung adalah ibu kota provinsi. Pejabat Pemprov juga harus tanggung jawab,” mintanya.
Hingga saat ini, sambung Dapid, banjir telah merenggut empat korban jiwa. Seorang perempuan, Sutiyen (33), tewas terseret arus setelah mobilnya terjebak dalam banjir di Jalan Pangeran Tirtayasa.
Sementara itu, pasangan suami istri di Gedong Air meninggal dunia setelah rumah mereka tertimpa longsor. Ribuan warga terpaksa mengungsi karena rumah mereka terendam banjir.
Maka Sambung Dapid, ia mendesak Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, dan Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana, untuk meninggalkan retret supaya dapat terlibat merasakan penderitaan rakyat.
“Pulang dulu ke daerah. Urus banjir bareng-bareng. Ini rakyat lagi tersiksa,” tutupnya. (*)