Soal Banjir, PMII Nilai Pemerintah Lalai dan Minim Antisipasi

- Editor

Sabtu, 22 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PMII ketika melakukan unjuk rasa. Foto: Pramoedya.id.

PMII ketika melakukan unjuk rasa. Foto: Pramoedya.id.

Pramoedya.id: Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Bandar Lampung, Dapid Novian Mastur, mengkritik respons pemerintah yang dinilainya lamban dan tidak serius dalam menangani persoalan banjir. 

Menurutnya, Bandar Lampung kembali dikepung banjir besar setelah hujan deras mengguyur kota sejak Jumat malam, 21 Februari 2025 disebabkan oleh kurangnya langkah antisipasi dari pemerintah daerah.

“Belum lama banjir besar terjadi, sekarang datang lagi dengan dampak yang lebih parah. Sudah ada korban jiwa bahkan,” kata Dapid ketika diwawancarai, Sabtu (22/2/2025).

Lebih lanjut, banjir yang terus berulang ini bukan sekadar bencana alam, tetapi juga bukti lemahnya kebijakan mitigasi.

“Kurangnya perhatian terhadap drainase dan tata ruang kota membuat bencana ini seperti agenda tahunan. Pemerintah sibuk membangun proyek infrastruktur besar, tapi mengabaikan kebutuhan mendasar warga,” tegas Dapid.

Ia meminta Walikota Bandar Lampung segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi persoalan banjir yang terus menghantui warga setiap musim hujan.

“Sekarang saatnya fokus menangani banjir. Infrastruktur lain bisa menunggu, tapi keselamatan warga tidak bisa ditunda. Masyarakat tidak bisa terus hidup dalam ketakutan setiap kali hujan turun,” lanjutnya.

Dapid juga meminta Pemerintah Provinsi Lampung untuk ikut bertanggung jawab dalam menyelesaikan permasalahan ini.

“Bandar Lampung adalah ibu kota provinsi. Pejabat Pemprov juga harus tanggung jawab,” mintanya.

Hingga saat ini, sambung Dapid, banjir telah merenggut empat korban jiwa. Seorang perempuan, Sutiyen (33), tewas terseret arus setelah mobilnya terjebak dalam banjir di Jalan Pangeran Tirtayasa.

Sementara itu, pasangan suami istri di Gedong Air meninggal dunia setelah rumah mereka tertimpa longsor. Ribuan warga terpaksa mengungsi karena rumah mereka terendam banjir.

Maka Sambung Dapid, ia mendesak Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, dan Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana, untuk meninggalkan retret supaya dapat terlibat merasakan penderitaan rakyat.

“Pulang dulu ke daerah. Urus banjir bareng-bareng. Ini rakyat lagi tersiksa,” tutupnya. (*) 

Berita Terkait

Balam Salurkan Bantuan ke Korban Bencana Sumatra Barat
DPRD Dorong Prioritas Anggaran ke Jalan dan TPA Bakung
DPRD Bandar Lampung Desak Peningkatan Anggaran Jalan Maksimal
DPRD Bandar Lampung Siap Dorong Investasi dan Percepatan Skill Anak Muda Guna Tekan Angka Pengangguran
Tingginya Angka Pengangguran Bandar Lampung Jadi Alarm, DPRD Desak Pemkot Lakukan Analisis Mendalam
10 Unit Armada Kebersihan Dinilai Masih Kurang, DPRD dan Wali Kota Sepakati Penambahan Kendaraan Roda Tiga
DPRD Bandar Lampung Pastikan Penambahan Armada Kebersihan Berlanjut di APBD 2026
Khawatir Picu Banjir Rajabasa, DPRD BALAM Prioritaskan Site Plan Living Plaza

Berita Terkait

Rabu, 3 Desember 2025 - 22:44 WIB

DPRD Dorong Prioritas Anggaran ke Jalan dan TPA Bakung

Rabu, 3 Desember 2025 - 21:57 WIB

DPRD Bandar Lampung Desak Peningkatan Anggaran Jalan Maksimal

Selasa, 2 Desember 2025 - 23:43 WIB

DPRD Bandar Lampung Siap Dorong Investasi dan Percepatan Skill Anak Muda Guna Tekan Angka Pengangguran

Selasa, 2 Desember 2025 - 23:40 WIB

Tingginya Angka Pengangguran Bandar Lampung Jadi Alarm, DPRD Desak Pemkot Lakukan Analisis Mendalam

Selasa, 2 Desember 2025 - 23:32 WIB

10 Unit Armada Kebersihan Dinilai Masih Kurang, DPRD dan Wali Kota Sepakati Penambahan Kendaraan Roda Tiga

Berita Terbaru

Lampung

Jembatan Way Kali Nurik Ambruk, BMBK Lampung Gercep Tangani

Kamis, 11 Des 2025 - 18:50 WIB

Lampung

BMBK Lampung Catat 52 Ruas Jalan Rampung Diperbaiki

Kamis, 11 Des 2025 - 18:48 WIB