RMD: Lampung Pride Bro

- Editor

Sabtu, 4 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pramoedya.id: Isu “Indonesia gelap” pernah ramai dibicarakan. Viral pula sosok Aw Bimax yang berani mengkritik buruknya jalan di provinsi ini, sampai melabeli Lampung sebagai daerah yang “alergi inovasi” dan bikin banyak anak mudanya memilih merantau. Kritik pedas itu menampar, sekaligus membuka ruang diskusi dibenak Gwaa kala itu: Benarkah Lampung itu gelap dan benarkan masyarakat Lampung tidak sebangga “itu” dengan daerahnya.

Siapa nyana pertanyaan yang pernah mengantui benak Gwaa, dijawab langsung melalui obrolan tak direncanakan bersama Rahmat Mirzani Djausal (RMD), gubernur muda yang belum genap setahun menjabat di Provinsi Sai Bumi Ruwa Jurai ini. Alih-alih defensif, ia memilih menjadikan kritik itu bahan bakar. Gubernur muda itu sedang membawa arah Lampung Pride, sebuah ajakan agar orang Lampung bangga lahir, besar, dan berkarya di tanah sendiri.

“Jadi orang Lampung harus bangga dengan Lampung,” katanya dalam sebuah obrolan singkat, tak lebih dari 3 menit dan tanpa disengaja, tapi dengan semangat yang jelas terasa.

Semangat itu ia wujudkan dengan fokus memperbaiki infrastruktur jalan. Baginya, infrastruktur bukan sekadar aspal mulus. Jalan yang baik akan membuat hasil tani lebih mudah dijual, wisatawan lebih lancar datang, dan pada akhirnya ekonomi rakyat bergerak. Tak heran ia memasang target berani bahwa tahun 2028, 90 persen jalan Lampung harus mantap, bahkan sebagian dirigidkan.

Soal dana, ia realistis. Keuangan daerah memang “engap-engapan”, tapi gubernur muda ini memilih lincah. Ia bakal memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan membuka jalur komunikasi ke pusat, mencari skema pendanaan, bahkan merangkul gotong royong masyarakat. Contohnya, perbaikan jembatan kecil yang awalnya ia dengar dari media sosial, langsung ia respon dengan aksi bersama warga.

Menariknya, visi ambisius ini tampaknya tidak diemban sendirian. Meskipun Gwaa belum mendapatkan momen ngbrol langsung dengan mbak Wagub. Namun harmonisasi dengan Wakil Gubernur, Jihan Nurlela, terasa kental dalam bingkai “Lampung Maju.” Sinergi mereka, tergambar melalui selera musik. Gubernur dengan nuansa klasik seperti Kla Project, sementara Wakil Gubernur menyentuh segmen koplo Jawa, mencerminkan mereka sedang berbagi tugas menyelaraskan langkah dengan berbagai lapisan masyarakat demi mencapai tujuan bersama.

Sikap kepemimpinan RMD juga menunjukkan gaya yang berbeda dan antitesis dari ‘tebar pesona’. Ia menggambarkan bahwa dirinya “noting tulus” dan tidak fokus pada popularitas diri. Filosofinya sederhana “yang penting gue kerja.” Ia ingin masyarakat merasakan langsung hasil kerja Pemprov dan bangga pada Lampung, bukan pada dirinya. Pendekatan ini bahkan membuat sebagian masyarakat merasa “baru kali ini merasakan memiliki Gubernur,” karena ia memilih bekerja dalam senyap, membiarkan karya berbicara.

Mirzani juga juga mengaku tak alergi kritik. Ribuan mahasiswa yang turun ke jalan, ia temui langsung. Ia dengarkan satu per satu keluhan, bahkan membawa aspirasi mereka ke pemerintah pusat. Situasi yang di tempat lain rawan panas, di Lampung bisa berlangsung tenang. Ia sebut sebagai bukti budaya dialog di daerahnya masih hidup.

Soal kebebasan pers pun ia sangat terbuka. Menurutnya tiap profesi memiliki peran dalam mewujudkan visi yang ia emban berupa Lampung Maju. Bahkan radar masalahah Lampung tak jarang ia dapati dari media pers sebagai penyambung lidah rakyatnya.

Tak hanya jalan, ia kini mengarahkan fokus ke pertanian. Mimpinya berupa Lampung bisa swasembada pangan, bahkan jadi percontohan nasional. Jika tercapai, bukan cuma ketahanan pangan yang kuat, tapi juga lapangan kerja terbuka luas. Dari sawah hingga jalan tol, dari petani hingga mahasiswa, semua ia rangkai secara perlahan dalam satu visi.

“Lampung Pride, bro. Petani Lampung harus bangga, masyarakat Lampung harus bangga. Semua harus bangga dengan Lampung,” katanya menutup percakapan. (*)

 

 

Berita Terkait

Miskin Nalar DPR: Label “Cuma” untuk Donasi Sumatra
Dari Purwokerto ke Era UMi: Sejarah BRI dan Perjalanan Ekonomi Rakyat
Memuliakan Guru adalah Investasi Jangka Panjang
Redenominasi: Cara Elegan Menjerat Koruptor Tanpa Drama
Nol APBD, Bukan Nol Biaya: Beban Senyap Lampung Fest 2025
Dengan Memaafkan Pembuat Meme, Bahlil Itu Visioner
Polisi Tangkap Bjorka di Dunia Tanpa Alamat?
Republik Ini Memang Dibuat ‘Miskin’ Inovasi?

Berita Terkait

Selasa, 9 Desember 2025 - 16:33 WIB

Miskin Nalar DPR: Label “Cuma” untuk Donasi Sumatra

Minggu, 30 November 2025 - 20:46 WIB

Dari Purwokerto ke Era UMi: Sejarah BRI dan Perjalanan Ekonomi Rakyat

Selasa, 25 November 2025 - 20:02 WIB

Memuliakan Guru adalah Investasi Jangka Panjang

Minggu, 9 November 2025 - 21:17 WIB

Redenominasi: Cara Elegan Menjerat Koruptor Tanpa Drama

Jumat, 31 Oktober 2025 - 11:14 WIB

Nol APBD, Bukan Nol Biaya: Beban Senyap Lampung Fest 2025

Berita Terbaru

Lampung

Jembatan Way Kali Nurik Ambruk, BMBK Lampung Gercep Tangani

Kamis, 11 Des 2025 - 18:50 WIB

Lampung

BMBK Lampung Catat 52 Ruas Jalan Rampung Diperbaiki

Kamis, 11 Des 2025 - 18:48 WIB