Pramoedya.id: Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Chusnunia Chalim, menyoroti kasus gelombang PHK yang terjadi pada 12 ribu karyawan PT Sritex. Menurut dia, pemerintah butuh langkah konkret dalam menyelamatkan industri padat karya yang saat ini tengah mengalami tekanan.
“Sejak kasus Sritex, berkali-kali kami sudah meminta agar industri padat karya mendapat perhatian serius,” kata Chusnia di Jakarta, Senin (3/3/2025).
Menurut Chusnia, gelombang PHK di sektor industri padat karya tidak hanya berdampak pada para pekerja, tetapi juga mengancam target pertumbuhan ekonomi nasional.
“PHK massal ini dapat mengancam pertumbuhan ekonomi kita juga,” ujar Chusnunia.
Lebih lanjut, ia mengatakan gelombang PHK massal yang terjadi di berbagai industri, termasuk di sektor tekstil dan manufaktur, telah menimbulkan kekhawatiran luas.
Ia memperingatkan bahwa kehilangan pekerjaan bagi puluhan ribu pekerja akan berimbas pada daya beli masyarakat, yang pada akhirnya berpotensi memperlambat konsumsi domestik, atau sektor yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Menurut Chusnunia, kebijakan strategis yang tepat sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut dari krisis ini.
Dia juga menekankan bahwa ketidakstabilan sektor ini dapat berujung pada peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan.
Oleh karena itu, Chusnunia mendorong pemerintah untuk segera berkoordinasi dengan para pelaku industri dan serikat pekerja guna mencari solusi terbaik bagi keberlanjutan industri padat karya di Indonesia.
“Pemerintah harus hadir untuk memastikan industri padat karya tetap bertahan. Dukungan dalam bentuk insentif, stimulus ekonomi, hingga kebijakan yang lebih ramah bagi industri harus segera diterapkan,” pungkasnya.(*)