Haka Vs LGBT, Protes Keras Maori atas Penyimpangan

- Editor

Selasa, 18 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Stockcake

Foto: Stockcake

Pramoedya.id: Demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh kelompok penduduk asli Maori di Auckland, Selandia Baru, menandai ketegangan sosial yang semakin meningkat terkait isu LGBT dan nilai-nilai budaya.

Kelompok yang terlibat, seperti Man Up dan Legacy yang merupakan bagian dari Destiny Church, menyuarakan penolakan terhadap apa yang mereka anggap sebagai “pengeluaran berlebihan untuk pornografi dan penyimpangan seksual” yang diklaim membahayakan anak-anak Selandia Baru.

Protes ini terjadi pada Minggu (16/2/2025) bersamaan dengan perayaan Rainbow Parade Auckland, sebuah acara tahunan yang mendukung hak-hak LGBT, dan mengakibatkan gangguan terhadap jalannya acara tersebut.

Pengunjuk rasa tidak hanya menggelar demonstrasi di jalanan, tetapi juga menerobos barikade polisi dan menampilkan tarian tradisional Maori, haka, yang biasanya digunakan sebagai simbol kekuatan dan identitas budaya.

Meskipun protes ini cukup mengganggu, polisi berhasil membubarkan massa tanpa melakukan penangkapan. Selain itu, kelompok ini juga menyerbu sebuah pusat komunitas yang sedang mengadakan acara bertema edukatif untuk anak-anak, yang diselenggarakan oleh Auckland Pride.

Mereka mengklaim bahwa acara tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai yang mereka pegang, dan tindakan mereka menyebabkan kerusuhan serta intimidasi terhadap staf dan warga setempat.

Perdana Menteri Selandia Baru, Christopher Luxon, menanggapi protes ini dengan menegaskan pentingnya kebebasan berbicara dan hak untuk melakukan protes damai dalam negara demokrasi. Namun, ia juga mengkritik cara protes yang dilakukan oleh Destiny Church, menyatakan bahwa tindakan mereka melampaui batas dan tidak mencerminkan toleransi serta rasa hormat terhadap keberagaman. Luxon menekankan bahwa Selandia Baru adalah negara yang menghargai perbedaan, dan protes semacam ini tidak sejalan dengan nilai-nilai tersebut.

Brian Tamaki, pemimpin Destiny Church, membela tindakan kelompoknya dengan menyatakan bahwa mereka “muak” dengan situasi yang ada. Ia menegaskan protes ini adalah bentuk “tindakan damai” terhadap pemerintah yang dianggap gagal melindungi anak-anak dari dampak negatif pornografi dan penyimpangan seksual. Tamaki mengklaim bahwa pemerintah tidak menangani masalah ini dengan serius, sehingga mereka merasa terpaksa untuk mengambil tindakan sendiri.(*)

Berita Terkait

Pemberitaan Fiktif, UIN RIL Adukan Media Siber Lokal ke Dewan Pers
Konflik Israel-Palestina ‘Membelah’ Eropa
Pemerintah Resmi Larang Penahanan Ijazah Karyawan, Pelanggaran Dianggap Kriminal
Wamenaker: Ada BUMN yang Tahan Ijazah Pekerja, Praktik Perbudakan yang Harus Dihentikan
Kashmir Berdarah, India-Pakistan Kembali Panas
“Hands-Off!”: Dunia Melawan Trump-Musk dan Politik Kampus AS
Dari Istanbul ke Ankara, Jurnalis dan 1400 Demonstran Ditangkap
Wagub Lampung Imbau Pemudik Motor Periksa Kendaraan Sebelum Mudik 

Berita Terkait

Minggu, 15 Juni 2025 - 09:19 WIB

Pemberitaan Fiktif, UIN RIL Adukan Media Siber Lokal ke Dewan Pers

Minggu, 25 Mei 2025 - 19:37 WIB

Konflik Israel-Palestina ‘Membelah’ Eropa

Rabu, 21 Mei 2025 - 21:02 WIB

Pemerintah Resmi Larang Penahanan Ijazah Karyawan, Pelanggaran Dianggap Kriminal

Selasa, 20 Mei 2025 - 14:51 WIB

Wamenaker: Ada BUMN yang Tahan Ijazah Pekerja, Praktik Perbudakan yang Harus Dihentikan

Kamis, 8 Mei 2025 - 00:43 WIB

Kashmir Berdarah, India-Pakistan Kembali Panas

Berita Terbaru

Sumber| Fimela (ilustrasi)

Hukum dan Kriminal

Kacau! Mantri di Pringsewu Potong Pucuk Alat Kelamin Anak Saat Khitan

Minggu, 15 Jun 2025 - 18:21 WIB

Politik dan Pemerintahan

Edi Irawan Hibahkan Kantor Demokrat Lampung ke DPP

Minggu, 15 Jun 2025 - 17:19 WIB

LBH Dharma Loka Nusantara Desak Pemda Buat Perda Turunan UU TPKS

Hukum dan Kriminal

LBH Dharma Loka Nusantara Desak Pemda Buat Perda Turunan UU TPKS

Minggu, 15 Jun 2025 - 17:05 WIB