Pramoedya.id: Opung Luhut alias Luhut Binsar Pandjaitan barangkali adalah sosok yang tak asing di mata dan telinga masyarakat Indonesia. Determinasinya di pemerintahan mungkin jadi salah satu yang paling “WAW” sedekade ini.
Kekinian, Opung Luhut yang menjabat sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) menanggapi gerakan protes mahasiswa dan netizen Nusantara terkait tagar #IndonesiaGelap yang jadi trending di platform X beberapa hari terakhir. Protes masyarakat atas kebijakan pemerintahan era Presiden Prabowo ini, penulis kira ditanggapi Opung Luhut dengan statement yang banyak ngawurnya.
Mari kita bedah ke-ngawur-an Opung Luhut terkait tagar #IndonesiaGelap:
Ngawur 1
“Kalau ada yang bilang Indonesia gelap, yang gelap kau, bukan Indonesia.”
Arti gelap menurut KBBI adalah: Sebagai kata sifat yang berarti tidak ada cahaya; kelam; tidak terang.
Dalam konteks ini, masyarakat yang melakukan protes dengan tagar #IndonesiaGelap mungkin dianggap Opung Luhut memiliki masa depan yang kelam atau suram. Padahal, sejatinya gerakan ini merupakan upaya atas “tidak terangnya” kebijakan pemerintah yang bisa berakibat fatal pada aspek-aspek sosial.
Ngawur 2
“Ada orang bilang di sini lapangan kerja kurang. Di mana yang lapangan kerja kurang? Di Amerika juga bermasalah, di mana saja bermasalah.”
Pada statement ini, mungkin Opung Luhut lupa pada saat debat kandidat capres cawapres terakhir, ketiga paslon berbicara soal peningkatan lapangan pekerjaan yang pastinya telah dilakukan riset oleh tim dan pakar ahli. Kok bisa sih Opung luhut bertanya di mana lapangan kerja yang kurang? Situ kan pemerintah!
Ngawur 3
Menurut dia, publik terlalu berfokus pada kekurangan negara dan abai dengan kelebihan yang ada. Sebagai contoh, Indonesia memiliki talenta muda yang sedang mengembangkan sistem digital di Perusahaan Umum Percetakan Uang (Perum Peruri). Peruri mendapat mandat dari negara untuk mewadahi urusan layanan digital pemerintah atau government technology (govtech). Dia meyakini contoh tersebut menjadi keunggulan Indonesia yang perlu mendapat apresiasi dari publik. (Sumber: Republika)
Ngawur yang ini cukup parah, Peruri itu kan dapat mandat dari negara untuk bekerja sesuai dengan tupoksi, negara dapat mandat dari rakyat, jadi para pejabat itu memang disuruh kerja yang benar oleh rakyat. Minta apresiasi publik boleh, tapi kerja yang bener dong!
Ngawur 4
Di sisi lain, dia berpendapat, Indonesia tak memiliki warga tunawisma (homeless). Sementara Amerika Serikat mempunyai banyak warga tunawisma. (Sumber: Republika)
Yang ini ngawur banget, coba Opung Luhut keliling dulu lah, jangan bilang kita nggak punya tunawisma. Wong penggusuran sekarang saja makin marak, bahkan beberapa kasus penggusuran, warga yang punya SHM pun tetap tergusur.
Ngawurrrrrrrrr!!!
Dah, segitu aja. (*)