Pramoedya.id: Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI, Romo R. Muhammad Syafi’i, menegaskan pentingnya peran Universitas Islam Negeri (UIN) dalam memberikan sumbangan pemikiran strategis bagi kemajuan umat dan bangsa. Hal itu ia sampaikan saat kunjungan kerja di UIN Raden Intan Lampung, Jumat (16/8/2025).
Menurut Wamenag, pendidikan Islam tidak hanya soal agama, tetapi harus mencakup seluruh aspek kehidupan. Ia menyoroti transformasi IAIN menjadi UIN sebagai keniscayaan untuk menjawab tantangan zaman. Meskipun sempat menuai perdebatan, ia menilai perkembangan pemikiran dan tantangan di lapangan menuntut adanya perubahan tersebut.
“Alhamdulillah hampir semua IAIN sudah menjadi UIN,” ujarnya.
Meski demikian, Romo Syafi’i menilai masih ada pola pikir ‘IAIN’ di lingkungan UIN. Ia menekankan bahwa UIN seharusnya menjadikan pemikiran keislaman sebagai dasar aplikatif untuk kehidupan, sebagaimana makna “udkhulu fi silmi kaffah”. Ia juga mengingatkan bahwa banyak ilmu modern sesungguhnya berawal dari perpustakaan Islam, yang kemudian diterjemahkan dan dikembangkan oleh tokoh-tokoh dunia.
Merujuk pada Al-Baqarah ayat 20, Wamenag mengajak seluruh fakultas di UIN untuk tidak hanya mendalami bidang keilmuannya, tetapi juga menghasilkan rencana aksi yang dapat menjawab persoalan bangsa.
“Kehadiran fakultas-fakultas di UIN ini tidak hanya untuk mendalami ilmunya, tapi juga memikirkan action ke depan pada persoalan bangsa,” tegasnya.
Ia mencontohkan, perlunya kajian serius soal zakat dan wakaf yang memiliki potensi besar sebagai instrumen produktif. Pemikiran-pemikiran aplikatif ini, menurutnya, harus dikompilasi dan disampaikan kepada pemerintah agar bisa bermanfaat secara nyata.
Wamenag menyoroti perlunya UIN menjadi penggerak pemikiran yang membantu program pemerintah, alih-alih terus menjadi pengikut (follower). Ia mencontohkan praktik di Kanada, di mana pemerintahnya melibatkan kampus untuk mengkaji program strategis sebelum dijalankan.
“Mengapa kita tidak mulai dari UIN? Jangan terus jadi follower,” ujarnya.
Ia menambahkan, dengan banyaknya profesor di seluruh UIN di Indonesia, kontribusi berupa sumbangan pemikiran aplikatif seharusnya dapat diwujudkan. Wamenag bahkan menyebut banyak program Presiden Prabowo yang mengacu pada nilai-nilai Al-Qur’an, seperti efisiensi, makanan bergizi gratis, dan swasembada pangan. Ia tidak menutup kemungkinan staf ahli atau penasihat program strategis tersebut berasal dari UIN.
Mengakhiri arahannya, Wamenag mengajak seluruh sivitas akademika UIN untuk menjaga kekompakan, mengembangkan pemikiran strategis berbasis Al-Qur’an dan Sunnah.
“Serta berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa,” tutupnya. (Rilis/*)







