Harga gabah Rp6.500 per kilogram disebut dongkrak penghasilan petani hingga Rp5 juta per bulan. Namun angka kemiskinan masih di atas nasional.
Pramoedya.id: Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal (RMD), menyebut program pemerintah yang langsung menyentuh masyarakat, khususnya di sektor pertanian, menjadi kunci dalam menurunkan tingkat kemiskinan di provinsinya.
“Saya optimistis kemiskinan di Lampung akan menurun. Kami fokus pada program yang dirasakan langsung oleh masyarakat, seperti pengaturan harga gabah dan jagung,” kata RMD saat menyampaikan keterangan pers, Kamis (10/4/2025).
Menurut dia, salah satu kebijakan yang mulai menunjukkan hasil adalah penetapan harga gabah di angka Rp6.500 per kilogram.
“Dengan harga itu, pendapatan petani sekarang bisa mencapai Rp4 juta hingga Rp5 juta per bulan,” ujar RMD.
Ia menambahkan, pendekatan intervensi pemerintah menjadi penting karena mekanisme pasar tak selalu berpihak pada rakyat kecil.
“Kalau kita hanya mengandalkan pasar, yang susah rakyat. Pemerintah harus hadir dan menggerakkan ekonomi agar lebih adil,” tegasnya.
RMD menyebut peningkatan kesejahteraan petani akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi desa, yang selama ini menjadi penyangga ketahanan pangan dan lapangan kerja. Ia pun berjanji akan terus memperkuat kebijakan ekonomi kerakyatan.
Namun, optimisme RMD harus dihadapkan pada data. Tingkat kemiskinan di Lampung masih berada di angka 10,62 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Pertumbuhan ekonomi Lampung tercatat sebesar 4,57 persen, dengan tingkat pengangguran terbuka 4,19 persen. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lampung pun masih di angka 73,13, belum menyentuh ambang ideal 75.
Lampung sendiri memiliki populasi sekitar 9 juta jiwa, dengan 6,7 juta di antaranya tergolong usia produktif. Namun disparitas pembangunan dan ketimpangan pendapatan masih menjadi tantangan besar di provinsi yang bertumpu pada sektor pertanian ini.
“Kami akan terus dorong program yang berdampak langsung, memperkuat ekonomi desa, dan memastikan tidak ada warga yang tertinggal dari pembangunan,” tutupnya. (*)