Pramoedya.id: Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan perguruan tinggi keagamaan Islam tak boleh hanya mencetak ilmuwan, melainkan harus melahirkan cendekiawan muslim.
Dalam arahannya di UIN Raden Intan Lampung, Jumat (12/9/2025, ia membedakan ilmuwan, intelektual, dan cendekiawan.
Menurutnya, ilmuwan terbatas pada penguasaan ilmu, intelektual mengamalkan ilmunya, sedangkan cendekiawan melangkah lebih jauh karena menghadirkan resonansi sosial di tengah masyarakat.
“Semua cendekiawan itu intelektual, tapi tidak semua intelektual itu cendekia. Semua intelektual itu ilmuwan, tapi tidak semua ilmuwan itu intelektual. Yang paling tinggi adalah cendekia,” ujarnya melalui pers rilis, Sabtu (13/9/2025).
Nasaruddin juga menekankan mahasiswa UIN harus menggabungkan konsentrasi pikiran dengan kontemplasi batin.
“Konsentrasi itu iqra, kontemplasi adalah bismirabbik. Integrasi keduanya melahirkan keilmuan yang utuh,” katanya.
Ia mengingatkan pentingnya Kurikulum Berbasis Cinta, sebab ilmu tanpa cinta hanya melahirkan kecerdasan kering.
“Banyak orang pintar tapi kurang ajar. Mengajar dengan rasa jauh lebih berkah daripada sekadar dengan rasio,” ucapnya.
Menag berharap UIN RIL menjadi episentrum keilmuan layaknya Baitul Hikmah di masa lalu.
“Episentrum keilmuan tidak harus di Jawa. Kita bisa membangunnya dari Lampung, asal serius dan kompak,” pesannya.
Diketahui, dalam kunjungannya, Menag juga meresmikan dua fakultas baru, Psikologi Islam dan Sains dan Teknologi, serta meninjau persiapan pembentukan Fakultas Kedokteran. (*)