Pramoedya.id: Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung kembali melaksanakan Survei Kondisi Jembatan 2025. Program ini melanjutkan kerja tahun lalu yang menyasar 834 jembatan di seluruh provinsi.
“Jembatan adalah nadi penghubung antarwilayah. Kalau gagal fungsi, dampaknya bukan hanya kerugian material, tapi juga bisa mengancam keselamatan nyawa,” kata M. Abdillah, Kepala Bidang Bina Program BMBK Lampung, Rabu (24/9/2025).
Pemeriksaan dilakukan menyeluruh, mulai dari lantai, balok girder, perletakan, hingga struktur bawah seperti pilar dan pondasi. Setiap komponen diberi skor sesuai pedoman teknis Kementerian PUPR untuk menentukan apakah jembatan masih layak, perlu perbaikan, atau sudah butuh rehabilitasi besar.
BMBK menekankan, banyak kerusakan tidak terlihat dari luar. “Ada jembatan yang tampak kokoh, tapi pondasinya sudah keropos. Itu tidak bisa dideteksi tanpa pemeriksaan teknis,” jelas Abdillah.
Hasil survei kemudian diverifikasi dalam forum ekspose bulanan agar data benar-benar sesuai kondisi lapangan. Dari sana ditentukan apakah pemeliharaan cukup dengan perbaikan ringan atau perlu pergantian struktur menyeluruh.
“Keselamatan publik adalah tujuan utama. Masyarakat berhak mendapat jembatan yang aman dilalui, bukan hanya kuat hari ini tapi juga andal untuk 10–20 tahun ke depan,” tutup Abdillah.(*)