Serbia di Ambang Krisis: Bom Asap di Parlemen dan 100 Hari Gelombang Protes

- Editor

Kamis, 6 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto| Ilustrasi

Foto| Ilustrasi

Pramoedya.id: Serbia kini berada di titik kritis. Ketegangan politik yang telah membayangi negara ini selama berbulan-bulan mencapai puncaknya pada 4 Maret 2025, ketika parlemen berubah menjadi arena kericuhan. Bom asap, suar, dan gas air mata dilepaskan di dalam ruang sidang, memperparah krisis politik yang telah mengakar.

Insiden ini terjadi saat anggota parlemen seharusnya memberikan suara terhadap undang-undang pendanaan pendidikan universitas. Namun, oposisi menuduh partai berkuasa menyelipkan agenda lain secara ilegal sebelum parlemen mengonfirmasi pengunduran diri Perdana Menteri Milos Vucevic. Oposisi pun bereaksi keras dengan meniup peluit, mengangkat spanduk bertuliskan “Serbia telah bangkit agar rezim ini jatuh!”, dan akhirnya melemparkan granat asap serta suar ke tengah sidang.

Situasi memburuk ketika terjadi bentrokan fisik antaranggota parlemen, dengan laporan adanya lemparan telur, botol air, dan benda lain. Rekaman video di media sosial menunjukkan kepanikan di dalam ruangan, sementara di luar gedung parlemen, ratusan pendukung oposisi melakukan aksi demonstrasi.

Akibat insiden tersebut, tiga anggota parlemen terluka, termasuk Jasmina Obradovic, yang mengalami stroke setelah terkena proyektil dan kini dalam kondisi kritis di rumah sakit. Anggota parlemen Sonja Ilic, yang sedang hamil, juga mengalami cedera. Ketua Parlemen Ana Brnabic menyebut oposisi sebagai “teroris”, sementara Menteri Pertahanan Bratislav Gasic menuding mereka sebagai “aib bagi Serbia”. Presiden Aleksandar Vucic, yang mengunjungi Jasmina di rumah sakit, menuliskan di Instagram: “Jasmina akan menang, Serbia akan menang.”

Kericuhan ini hanyalah puncak dari krisis yang telah mengguncang Serbia sejak akhir 2024. Pada November 2024, atap beton di pintu masuk Stasiun Kereta Novi Sad runtuh dan menewaskan 15 orang. Publik marah serta meyakini insiden tragis itu disebabkan oleh kelalaian pemerintah dalam memastikan standar keselamatan akibat korupsi yang merajalela.

Gelombang protes pun meledak. Mahasiswa sebagai kekuatan utama, turun ke jalan hampir setiap hari menuntut transparansi, reformasi, serta peningkatan dana untuk sektor pendidikan. Tekanan publik semakin besar hingga akhirnya Perdana Menteri Milos Vucevic mengundurkan diri pada Januari 2025. Namun, hingga kini, parlemen belum mengonfirmasi pengunduran dirinya, sehingga menciptakan ketidakpastian politik yang lebih dalam.

Partai oposisi menegaskan bahwa pemerintahan saat ini tidak memiliki legitimasi untuk mengesahkan undang-undang baru sebelum transisi pemerintahan diselesaikan. Mereka mendesak pembentukan pemerintahan transisi yang dapat menciptakan kondisi untuk pemilu yang bebas dan adil.

Namun, rezim Vucic tampaknya tak akan melepaskan kekuasaan begitu saja. Sejak Partai Progresif Serbia yang berhaluan kanan berkuasa, mereka mempertahankan kontrol ketat terhadap pemerintahan dan institusi negara. Meskipun Serbia secara resmi berupaya bergabung dengan Uni Eropa, Vucic tetap menjaga hubungan erat dengan Rusia, menciptakan dilema geopolitik yang kompleks. (*)

Berita Terkait

Konflik Israel-Palestina ‘Membelah’ Eropa
Kashmir Berdarah, India-Pakistan Kembali Panas
“Hands-Off!”: Dunia Melawan Trump-Musk dan Politik Kampus AS
Dari Istanbul ke Ankara, Jurnalis dan 1400 Demonstran Ditangkap
Yerusalem dan Tel Aviv Pecah, Demonstran Sebut Netanyahu Penghianat
Tragedi Tewasnya 78 Muslim Thailand, Thaksin Shinawatra Minta Maaf
Haka Vs LGBT, Protes Keras Maori atas Penyimpangan
Meta Platform Longgarkan Kebijakan Facebook Marketplace Pasca Denda Uni Eropa

Berita Terkait

Minggu, 25 Mei 2025 - 19:37 WIB

Konflik Israel-Palestina ‘Membelah’ Eropa

Kamis, 8 Mei 2025 - 00:43 WIB

Kashmir Berdarah, India-Pakistan Kembali Panas

Senin, 7 April 2025 - 12:37 WIB

“Hands-Off!”: Dunia Melawan Trump-Musk dan Politik Kampus AS

Jumat, 28 Maret 2025 - 00:15 WIB

Dari Istanbul ke Ankara, Jurnalis dan 1400 Demonstran Ditangkap

Jumat, 21 Maret 2025 - 17:09 WIB

Yerusalem dan Tel Aviv Pecah, Demonstran Sebut Netanyahu Penghianat

Berita Terbaru

Sumber| Fimela (ilustrasi)

Hukum dan Kriminal

Kacau! Mantri di Pringsewu Potong Pucuk Alat Kelamin Anak Saat Khitan

Minggu, 15 Jun 2025 - 18:21 WIB

Politik dan Pemerintahan

Edi Irawan Hibahkan Kantor Demokrat Lampung ke DPP

Minggu, 15 Jun 2025 - 17:19 WIB

LBH Dharma Loka Nusantara Desak Pemda Buat Perda Turunan UU TPKS

Hukum dan Kriminal

LBH Dharma Loka Nusantara Desak Pemda Buat Perda Turunan UU TPKS

Minggu, 15 Jun 2025 - 17:05 WIB