Pramoedya.id: Peran pesantren dalam sejarah Nusantara diulas tuntas oleh Rektor UIN Raden Intan Lampung, Wan Jamaluddin. Ia mengutip pandangan orientalis Eropa yang heran melihat Islam tetap kokoh setelah kejatuhan Baghdad pada 1258 Masehi.
Menurutnya, meski kekuasaan Islam runtuh, kekuatannya lahir kembali melalui lembaga-lembaga pendidikan yang otentik, termasuk pesantren, yang bernuansa sufisme dan menjadi kekuatan kultural.
“Inilah jawabannya kenapa ada Perang Diponegoro yang mengguncang dunia. Perlawanan itu lahir dari basis pesantren dan kekuatan tarekat,” jelasnya, Senin (17/11/2025).
Lebih lanjut, Rektor menegaskan bahwa Lampung memiliki bukti sejarah yang kuat. Ia mencontohkan Agresi Militer Belanda 1947, saat bumi Lampung dipertahankan oleh para kiai dan santri, termasuk perjuangan KH Ahmad Hanafiah di Muara Enim dan Baturaja, serta KH Muhammad Ghalib di Pringsewu pada agresi kedua tahun 1949.
“Bicara tentang pesantren jangan ragu-ragu ke Lampung. Lampung punya bukti sejarah tentang peran pesantren yang luar biasa dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia,” katanya. (*)







