Pramoedya.id: Literasi kini tidak lagi sebatas membaca dan menulis, tetapi telah berkembang menjadi kemampuan berpikir kritis, memahami informasi secara mendalam, hingga mampu menyampaikan kembali secara kreatif melalui media digital. Hal itu menjadi fokus utama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung dalam memperkuat budaya literasi masyarakat.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Lampung, Fitrianita Damhuri, menegaskan penguasaan literasi digital sangat penting agar masyarakat tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga produsen pengetahuan yang memberi manfaat luas.
“Inti literasi adalah kemampuan memahami informasi secara mendalam dan menyampaikannya dengan tepat serta bertanggung jawab. Dengan literasi digital, kita mampu menghasilkan pengetahuan baru yang bermanfaat bagi banyak orang,” ujarnya, Rabu, (27/8/2025).
Menurutnya, salah satu tantangan terbesar saat ini adalah membanjirnya informasi yang beredar di ruang digital. Tanpa kecakapan literasi, masyarakat mudah terjebak pada informasi yang dangkal atau bahkan menyesatkan.
Untuk itu, diperlukan upaya berkelanjutan dalam membangun ekosistem literasi yang inklusif. Salah satunya melalui pembinaan generasi muda agar mampu mengemas pesan literasi dengan cara yang kreatif, inspiratif, dan sesuai perkembangan zaman.
“Video, misalnya, merupakan media komunikasi yang sangat kuat. Melalui visual, suara, dan narasi, pesan literasi dapat lebih cepat sampai ke masyarakat,” ujarnya.
Fitrianita menambahkan, penguatan literasi digital tidak cukup hanya lewat pendidikan formal. Perlu adanya karya nyata yang bisa diakses luas masyarakat, salah satunya konten digital yang mengedukasi sekaligus menginspirasi.
“Kami berharap karya-karya anak muda tidak berhenti di kompetisi semata, tetapi dapat terus hidup di berbagai platform digital, menjadi myotivasi masyarakat untuk semakin gemar membaca, menulis, serta memanfaatkan literasi dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Ia juga menekankan, literasi digital berperan penting dalam membentuk masyarakat yang lebih kritis dan produktif. Dengan begitu, literasi tidak hanya memperkuat budaya baca, tetapi juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan hidup.
“Melalui konten digital, kita bisa menjadikan literasi sebagai cahaya yang menerangi kehidupan sekaligus jembatan menuju peradaban lebih maju,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Disperpussip, Tito Budi Raharto menambahkan, konten digital yang bernilai pengetahuan akan menjadi sarana penting dalam menumbuhkan budaya literasi.
“Kreativitas dalam membuat konten literasi akan menghasilkan karya yang bermanfaat langsung bagi masyarakat,” tutupnya. (*)