Pramoedya.id: Pesantren harus memperkuat kelembagaannya agar mampu menghadapi arus perubahan global. Hal ini diungkapkan Rektor UIN Raden Intan Lampung dalam acara Halaqah Penguatan Kelembagaan Pesantren.
Rektor menyebut pesantren memiliki dua kutub besar, yakni tradisi dan transformasi. Pesantren, menurutnya, adalah jembatan yang menghubungkan keduanya, namun jembatan itu harus diperkuat dan diperbaharui.
“Kita bisa menjadi profesor, doktor, dan pemimpin karena tradisi kuat itu. Namun perubahan begitu cepat sehingga transformasi menjadi keniscayaan,” ujarnya, Senin (17/5/2025).
Ia menekankan bahwa hubungan antara pesantren dan perguruan tinggi bukanlah hubungan subordinatif, melainkan simbiosis yang saling membutuhkan.
“Kampus memerlukan kebijaksanaan dan kearifan ulama pesantren, sementara pesantren membutuhkan metodologi riset dan pendekatan ilmiah dari perguruan tinggi,” tambahnya.
Dalam hal penguatan, Rektor mencontohkan UIN RIL yang mengadopsi desain besar menggabungkan tradisi dan inovasi sejak transformasi tahun 2017, termasuk digitalisasi dan peningkatan SDM.
Ia juga mendorong pesantren untuk berkolaborasi dengan pemerintah daerah, seperti yang dilakukan UIN RIL dalam pembangunan klinik kampus dan hibah tanah dari Pemerintah Provinsi Lampung. (*)







