Dari Istanbul ke Ankara, Jurnalis dan 1400 Demonstran Ditangkap

- Editor

Jumat, 28 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pramoedya.id: Ribuan warga turun ke jalan di berbagai kota di Turki setelah Wali Kota Istanbul, Ekrem İmamoğlu, resmi ditahan pada 19 Maret 2025. İmamoğlu, salah satu tokoh oposisi utama, dituduh melakukan korupsi dan memiliki keterkaitan dengan kelompok terlarang. Namun, oposisi dan para pendukungnya menilai bahwa kasus ini bermotif politik untuk melemahkan lawan Presiden Recep Tayyip Erdoğan menjelang pemilu.

Aksi protes awalnya berpusat di Istanbul, tetapi dengan cepat meluas ke Ankara, Izmir, dan beberapa kota lainnya. Ribuan demonstran turun ke jalan, membawa spanduk bertuliskan “Demokrasi Tidak Mati” dan “Bebaskan İmamoğlu.” Mereka menuntut pembebasan wali kota yang dikenal sebagai figur populer dalam politik Turki dan rival kuat bagi Erdoğan.

Pihak kepolisian dikerahkan dalam jumlah besar untuk mengendalikan demonstrasi. Bentrokan pecah di beberapa titik, dengan aparat menggunakan gas air mata, peluru karet, dan meriam air untuk membubarkan massa. Laporan dari berbagai sumber menyebutkan lebih dari 1.400 orang telah ditangkap, termasuk beberapa jurnalis yang meliput di lapangan.

Sebagai respons terhadap penahanan İmamoğlu, Partai Rakyat Republik (CHP) menunjuk Nuri Aslan sebagai wali kota sementara Istanbul. Ketua CHP, Özgür Özel, menyatakan bahwa partainya akan terus berjuang melawan upaya yang mereka sebut sebagai “kriminalisasi oposisi.”

“Kami tidak akan tinggal diam. Kami menuntut pemilu dipercepat untuk mengembalikan demokrasi ke jalurnya,” kata Özel dalam konferensi pers di Ankara.

Namun, hingga saat ini, pihak pemerintah belum memberikan tanggapan resmi terhadap tuntutan tersebut.

Krisis politik ini mendapat sorotan dari komunitas internasional. Sejumlah organisasi hak asasi manusia mengecam tindakan represif aparat terhadap demonstran. Uni Eropa dan Amerika Serikat juga menyatakan keprihatinan mereka terhadap perkembangan politik di Turki dan menyerukan penghormatan terhadap prinsip demokrasi.

Situasi di Turki masih berkembang, dan banyak pihak menantikan bagaimana respons pemerintah terhadap aksi protes yang terus meluas. Dengan tensi politik yang meningkat, dinamika politik Turki diperkirakan akan semakin panas dalam beberapa bulan ke depan.(*)

Berita Terkait

Konflik Israel-Palestina ‘Membelah’ Eropa
Kashmir Berdarah, India-Pakistan Kembali Panas
“Hands-Off!”: Dunia Melawan Trump-Musk dan Politik Kampus AS
Yerusalem dan Tel Aviv Pecah, Demonstran Sebut Netanyahu Penghianat
Serbia di Ambang Krisis: Bom Asap di Parlemen dan 100 Hari Gelombang Protes
Tragedi Tewasnya 78 Muslim Thailand, Thaksin Shinawatra Minta Maaf
Haka Vs LGBT, Protes Keras Maori atas Penyimpangan
Meta Platform Longgarkan Kebijakan Facebook Marketplace Pasca Denda Uni Eropa

Berita Terkait

Minggu, 25 Mei 2025 - 19:37 WIB

Konflik Israel-Palestina ‘Membelah’ Eropa

Kamis, 8 Mei 2025 - 00:43 WIB

Kashmir Berdarah, India-Pakistan Kembali Panas

Senin, 7 April 2025 - 12:37 WIB

“Hands-Off!”: Dunia Melawan Trump-Musk dan Politik Kampus AS

Jumat, 28 Maret 2025 - 00:15 WIB

Dari Istanbul ke Ankara, Jurnalis dan 1400 Demonstran Ditangkap

Jumat, 21 Maret 2025 - 17:09 WIB

Yerusalem dan Tel Aviv Pecah, Demonstran Sebut Netanyahu Penghianat

Berita Terbaru

Sumber| Fimela (ilustrasi)

Hukum dan Kriminal

Kacau! Mantri di Pringsewu Potong Pucuk Alat Kelamin Anak Saat Khitan

Minggu, 15 Jun 2025 - 18:21 WIB

Politik dan Pemerintahan

Edi Irawan Hibahkan Kantor Demokrat Lampung ke DPP

Minggu, 15 Jun 2025 - 17:19 WIB

LBH Dharma Loka Nusantara Desak Pemda Buat Perda Turunan UU TPKS

Hukum dan Kriminal

LBH Dharma Loka Nusantara Desak Pemda Buat Perda Turunan UU TPKS

Minggu, 15 Jun 2025 - 17:05 WIB