Pramoedya.id: Inter Milan sukses menjungkirbalikkan skenario megah Barcelona di Giuseppe Meazza dalam duel semifinal Liga Champions 2025 yang layak dikenang sebagai pesta sepak bola gila. Skor akhir 4-3 untuk kemenangan Inter bukan sekadar angka, melainkan drama klasik, lengkap dengan air mata, VAR, dan gol penentu yang datang saat semua orang nyaris pulang.
Di awal laga, Inter seperti hendak menulis akhir cerita lebih cepat. Gol Lautaro Martínez dan penalti Hakan Çalhanoğlu membuat Meazza bergemuruh, sementara Barcelona tampak seperti tamu yang lupa alamat.
Namun jangan pernah remehkan Blaugrana yang terpojok. Babak kedua berubah menjadi panggung kebangkitan. Eric García dan Dani Olmo menyamakan kedudukan, dan ketika Raphinha mencetak gol ketiga menit ke-87, para pendukung Barca mulai merayakan seolah mereka sudah di final.
Tapi ternyata belum. Acerbi menyelipkan sundulan maut di masa tambahan waktu, dan dunia kembali rata. Laga pun lanjut ke babak perpanjangan, tempat di mana Frattesi menjadi pahlawan dengan gol kemenangan yang menenggelamkan harapan terakhir tim Catalan.
Yann Sommer layak dikalungi medali emas. Tujuh penyelamatan, beberapa di antaranya krusial, membuat fans Inter boleh tidur nyenyak malam itu. Di sisi lain, Hansi Flick tak bisa menyembunyikan kemarahan. Wasit Szymon Marciniak dianggap terlalu murah hati pada Inter dan terlalu pelit pada Barca. Dua momen VAR jadi bahan gunjingan, dan drama tak hanya terjadi di lapangan, tapi juga di ruang konferensi pers.
Inter pun memastikan satu tempat di final yang akan digelar di Allianz Arena, Munich, 31 Mei mendatang. Sementara itu, Barcelona pulang dengan tangan kosong di kompetisi paling elit di Eropa ini.
Satu yang pasti: Giuseppe Meazza kini jadi tempat jatuhnya raksasa. Dan Inter, si tuan rumah yang sempat diragukan, kini melaju membawa mimpi seluruh kota Milan.(*)