Pramoedya.id: Ketua Gerakan Pemuda Ansor Lampung, Budi Hadi Yunanto, mengimbau agar masyarakat tidak memperkeruh suasana Ramadan dengan tindakan intoleran, termasuk aksi penutupan warung secara paksa.
Menurutnya, Ramadan seharusnya menjadi bulan keindahan, bukan ajang memaksakan kehendak dengan cara kekerasan.
“Semoga Lampung aman dan damai. Yang puasa dan yang tidak puasa harus saling menghargai. Contohnya, yang puasa belajar menghargai warung makan yang tetap buka. Biasa saja kalau ada warung buka, toh tidak membatalkan puasa kita,” ujar Budi yang juga anggota DPRD Lampung dalam keterangannya, Selasa (12/3).
Sebaliknya, ia juga mengingatkan agar pemilik warung makan yang tetap beroperasi bisa menyesuaikan diri dengan kondisi Ramadan.
“Kalau yang tidak puasa belajar menghargai yang berpuasa dengan cara yang santun. Misalnya, warung yang biasanya terbuka bisa diubah menjadi tertutup karena di luar banyak orang menjalankan ibadah puasa. Banyak anak-anak Muslim yang sedang belajar menjalani kewajibannya,” lanjutnya.
Budi menegaskan bahwa tak ada alasan untuk membenarkan tindakan kekerasan terhadap warung yang tetap beroperasi. Ramadan, kata dia, seharusnya menjadi momentum memperkuat toleransi dan kebersamaan di masyarakat.
“Jangan dibuat ribet dengan adanya penutupan warung secara kekerasan. Insyaallah, Lampung akan tetap kondusif,” pungkasnya. (*)