Remaja Israel Tantang Narasi Perang Gaza

- Editor

Jumat, 5 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sumber| Diakonia

Sumber| Diakonia

Pramoedya.id: Di tengah panasnya situasi politik dan perang di Gaza, sebuah pemandangan tak biasa muncul di Israel: ratusan remaja memilih menolak wajib militer. Mereka bukan hanya menolak seragam hijau khas IDF, tapi juga label moral yang melekat pada institusi militer itu, Jumat (5/9/2025).

“Saya lebih baik dipenjara daripada membunuh anak-anak,” kata Iddo Elam, 18 tahun, yang kini viral setelah menyatakan secara terbuka alasan penolakannya. Ucapannya di media sosial Israel, memantik diskusi keras banyak kelompok.

Fenomena ini bukan berdiri sendiri. Ada jaringan bernama Mesarvot, yang khusus mendampingi remaja-remaja penolak wajib militer alias refusenik. Mereka membantu urusan hukum, advokasi, sampai dukungan mental bagi anak-anak muda yang berani menentang arus nasionalisme.

Salah satu yang paling ramai disorot adalah Tal Mitnick, juga berusia 18 tahun, yang sudah merasakan dinginnya sel penjara 30 hari gara-gara menolak ikut IDF. Tal dengan santai bilang: “Pembantaian tidak akan pernah menyelesaikan pembantaian.”

Meski jumlahnya masih minoritas dibandingkan generasi sebaya yang patuh ikut wajib militer, tren ini disebut “eksponensial” oleh pengamat. Banyak remaja usia 16–17 tahun mulai terang-terangan menolak, bukan hanya karena alasan moral, tapi juga politik: perang dianggap sia-sia, penuh balas dendam, dan malah membahayakan sandera Israel yang masih ditahan Hamas.

Tentu saja, langkah ini tidak ringan. Hukuman penjara, stigma sosial, hingga label “pengkhianat bangsa” menunggu mereka. Namun, di sisi lain, kelompok ini sedang membentuk wajah baru anak muda Israel yang berani menyebut IDF bukan lagi benteng keamanan, melainkan bagian dari mesin kekerasan.(*)

Berita Terkait

Konflik Israel-Palestina ‘Membelah’ Eropa
Kashmir Berdarah, India-Pakistan Kembali Panas
“Hands-Off!”: Dunia Melawan Trump-Musk dan Politik Kampus AS
Dari Istanbul ke Ankara, Jurnalis dan 1400 Demonstran Ditangkap
Yerusalem dan Tel Aviv Pecah, Demonstran Sebut Netanyahu Penghianat
Serbia di Ambang Krisis: Bom Asap di Parlemen dan 100 Hari Gelombang Protes
Tragedi Tewasnya 78 Muslim Thailand, Thaksin Shinawatra Minta Maaf
Haka Vs LGBT, Protes Keras Maori atas Penyimpangan

Berita Terkait

Jumat, 5 September 2025 - 05:04 WIB

Remaja Israel Tantang Narasi Perang Gaza

Minggu, 25 Mei 2025 - 19:37 WIB

Konflik Israel-Palestina ‘Membelah’ Eropa

Kamis, 8 Mei 2025 - 00:43 WIB

Kashmir Berdarah, India-Pakistan Kembali Panas

Senin, 7 April 2025 - 12:37 WIB

“Hands-Off!”: Dunia Melawan Trump-Musk dan Politik Kampus AS

Jumat, 28 Maret 2025 - 00:15 WIB

Dari Istanbul ke Ankara, Jurnalis dan 1400 Demonstran Ditangkap

Berita Terbaru

Lampung

Jembatan di Lampung Diperiksa Menyeluruh

Rabu, 24 Sep 2025 - 18:58 WIB

Lampung

Pemprov Lampung Bentuk Tim Penyelesaian Konflik Agraria

Rabu, 24 Sep 2025 - 15:29 WIB