Pramoedya.id: Minat baca di kalangan pelajar Kota Bandar Lampung menunjukkan tren positif. Namun, data peningkatan ini masih menyimpan persoalan.
Kebanyakan siswa masih lebih menggemari bacaan ringan seperti komik, novel, dan dongeng, ketimbang buku keilmuan atau buku pelajaran yang menunjang pendidikan formal mereka.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, tingkat kegemaran membaca (TGM) Kota Bandar Lampung pada 2024 mencapai indeks 78,71 dengan predikat tinggi. Angka ini melonjak dari tahun sebelumnya yang hanya berada di indeks 67,86. Peningkatan kuantitas ini sayangnya tidak diimbangi dengan kualitas bacaan.
“Saya suka baca buku, cuma kadang-kadang. Baca bukunya juga komik,” ujar Iqbal, salah satu siswa SMPN 44 Bandar Lampung, ketika diwawancarai, Minggu (17/8/2025).
Pandangan senada juga disampaikan oleh Rika, siswi MI Al-Khoiriyah, yang mengaku lebih menyukai buku fiksi.
Rika menilai buku pelajaran terasa membosankan karena formatnya yang kaku.
“Saya suka baca, tapi enggak suka buku pelajaran karena bosan, enggak ada gambarnya,” ucapnya.
Menanggapi fenomena ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung pun berencana meluncurkan program wajib baca 10 menit setiap hari bagi siswa SD dan SMP.
Program ini ditujukan untuk membiasakan pelajar berinteraksi dengan buku-buku yang informatif.
“Kami sudah mengajukan program wajib baca 10 menit setiap hari dan tinggal menunggu tanda tangan dari Bapak Gubernur,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, Thomas Amiricco.
Thomas berharap program ini bisa menjadi langkah awal untuk menggeser dominasi bacaan ringan ke buku-buku yang lebih substantif.
“Sehingga minat baca yang tinggi juga berdampak positif pada peningkatan literasi,” sambungnya.
Di sisi lain, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandar Lampung juga telah mengambil langkah proaktif. Melalui layanan perpustakaan keliling, mereka berupaya menjangkau lebih banyak pelajar.
“Kami menyediakan perpustakaan keliling apabila sekolah meminta untuk datang,” jelas Ari Rodiansyah, Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bandar Lampung.
Menurut Ari, program ini diharapkan dapat membuka akses siswa terhadap berbagai jenis bacaan, termasuk buku nonfiksi.
“Bacaan yang mungkin sulit mereka temukan di lingkungan sekitar,” tutupnya. (Tim PKL UIN RIL)