Pramoedya.id: Seolah membuktikan reputasi kampus hijau, lima dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung berhasil menembus panggung Annual International Conference on Islam, Science, and Society (AICIS+) ke-24. Keberhasilan mereka ditetapkan langsung oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam, menjadi peserta Open Panel yang diidamkan banyak akademisi.
AICIS+, ajang tahunan yang digelar Kementerian Agama, tahun ini kembali menjadi sorotan. Dengan tema besar yang menghubungkan Islam, sains, dan masyarakat, konferensi ini menyaring 2.434 abstrak dari 31 negara. Hanya 234 di antaranya yang lolos. Dan lima dosen UIN Raden Intan ada di daftar istimewa itu.
Riset yang mereka bawa pun tak main-main, jauh dari kesan konservatif. Ada yang menyoroti harmoni identitas di Suku Baduy Muslim, hingga peran kecerdasan buatan (AI) dalam resolusi konflik. Topik ini sejalan dengan tema AICIS+ tahun ini, “Islam, Ekoteologi, dan Transformasi Teknologi.”
Rektor UIN Raden Intan, Wan Jamaluddin Z, tak bisa menyembunyikan kebanggaannya.
“Ini bukan sekadar pencapaian individu, tapi bukti nyata kontribusi kampus ini dalam mengembangkan keilmuan Islam yang relevan dengan tantangan global,” katanya.
Salah satu peserta, Wahyu Iryana, menganggap kelolosannya sebagai kehormatan dan tanggung jawab besar.
“Semoga kesempatan ini bisa memperluas jejaring ilmiah sekaligus membawa nama baik institusi,” ujarnya.
AICIS sendiri kini sudah bertransformasi menjadi AICIS+. Perubahan ini diluncurkan Menteri Agama, Nasaruddin Umar, pada 9 Juli 2025 lalu. Nasaruddin menjelaskan, penambahan simbol ‘plus’ bukan sekadar ganti nama, melainkan evolusi pemikiran.
“Konferensi ini kini mencakup ruang dialog yang lebih luas antara Islam, sains, dan masyarakat,” katanya.
Dengan tema riset yang beragam dan relevan, keikutsertaan lima dosen ini diharapkan menjadi langkah strategis untuk memperkuat kolaborasi riset lintas universitas dan negara, sekaligus menegaskan posisi UIN Raden Intan Lampung sebagai kampus yang konsisten mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai Islam.
Adapun lima dosen yang lolos adalah:
- Kiki Muhamad Hakiki, Ketua Prodi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir, meneliti harmoni antara identitas etnis dan agama pada kehidupan beragama Suku Baduy Muslim.
- Wahyu Iryana, Wakil Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, meninjau ulang historiografi Islam dalam geopolitik kontemporer, mengaitkannya dengan konflik Iran–Israel–Amerika.
- Muhamad Bisri Mustofa, dosen Prodi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam, mengulas sentuhan manusia melawan AI dalam resolusi konflik, dari perspektif Islam.
- Vandan Wiliyanti, Sekretaris Prodi Kimia, merancang sistem filtrasi pintar berbasis IoT dan AI untuk efisiensi air wudu di masjid.
- Suci Wulan Pawhestri, Ketua Tim Pengembangan Kampus Berkelanjutan, mengintegrasikan prinsip ekoteologi Islam untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di UIN Raden Intan Lampung. (Rilis/*)







