Daging Kaki Empat: Musuh Bebuyutan yang Selalu Bikin Perutku Demo

- Editor

Sabtu, 15 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pramoedya.id: Daging Kaki Empat: Musuh Bebuyutan yang Selalu Bikin Perutku DemoDi tengah tren daging-dagingan yang makin merajalela, gwaa malah punya “talenta” unik: phobia daging kaki empat. Sementara teman-teman pada lahap dengan rendang, gwaa justru mikir, “Apa dosa gwaa nggak pernah ngerasain nikmatnya daging sapi?”

Kata orang, ini hal yang bakal disesalin seumur hidup. Katanya, “Lu kapan cobain rendang? Sekali-sekali kek!” Tapi ya gitu, bukannya sok lebay atau gimana, memang tubuh gwaa menolak keras buat akrab sama yang namanya daging kaki empat.

Ayam dan ikan masih masuklah (meski nggak bikin gwaa jungkir balik bahagia). Tapi begitu ada daging sapi atau kambing, sistem tubuh langsung lampu merah semua. Perut mual, kepala pusing, dan terakhir: muntah dengan sukses.

Dulu, gwaa sempet coba “berkenalan” sama rendang. Waktu kecil, Babe dengan santainya bilang, “Enak ini, coba aja, Nak.” Dipaksa begitulah, akhirnya gwaa nyicipin juga.

Pas suapan pertama, gwaa udah berasa enggak beres. Perut kayak udah mau demo, tapi gwaa paksain kunyah. Bayangin, rendang yang bagi orang nikmat ini justru gwaa kunyah sambil siap-siap muntah. Eh bener aja, ujungnya muntah juga. Sejak itu, rendang dan gwaa kayak dua kutub yang nggak pernah nyambung.

Percobaan kedua, nyoba sate kambing yang katanya lebih ringan. Gwaa pikir, “Ya sudahlah, siapa tahu bisa.” Eh, sama aja. Meskipun ini rada mendingan pas dikunyah, begitu ditelan, tubuh gwaa langsung bilang, “Nggak, ini daging kaki empat, tolong dihapus dari sistem.” Hasilnya, samo bae: muntah itulah.

Sampai sini, gwaa beneran kapok. Gwaa nggak sanggup lagi berkenalan dengan makhluk-makhluk berkaki empat yang berubah jadi makanan.

Tapi yang namanya daging kan ada di mana-mana, dan kadang dalam bentuk yang nggak terduga. Pernah suatu waktu gwaa makan bakso yang gwaa kira ayam, taunya sapi. Ya ampun, tragedi bakso sapi pun terjadi: makan, kunyah, nelen, muntah.

Bukan cuma soal rasa atau bau, tapi bener-bener phobia yang bikin lemas dan mual-mual akut. Apalagi pas Idul Adha, ya ampun, itu kayak perang dunia kedua buat gwaa.

Aroma daging tersebar di mana-mana. Kalau kata orang, “Syukuri apa yang ada,” mungkin gwaa lebih ke “Syukuri apa yang bisa masuk perut.”

Tapi tenang kalau ada yang ngira hidup gwaa “ngenes banget” karena nggak pernah ngerasain nikmatnya daging, percayalah, gwaa udah berdamai. Walaupun hidup ini penuh BBQ dan all you can eat, phobia daging kaki empat ini bikin gwaa sadar: nikmat dunia ternyata nggak selalu harus daging. (Luki) 

 

 

Berita Terkait

Miskin Nalar DPR: Label “Cuma” untuk Donasi Sumatra
Dari Purwokerto ke Era UMi: Sejarah BRI dan Perjalanan Ekonomi Rakyat
Memuliakan Guru adalah Investasi Jangka Panjang
Redenominasi: Cara Elegan Menjerat Koruptor Tanpa Drama
Nol APBD, Bukan Nol Biaya: Beban Senyap Lampung Fest 2025
Dengan Memaafkan Pembuat Meme, Bahlil Itu Visioner
Polisi Tangkap Bjorka di Dunia Tanpa Alamat?
RMD: Lampung Pride Bro

Berita Terkait

Selasa, 9 Desember 2025 - 16:33 WIB

Miskin Nalar DPR: Label “Cuma” untuk Donasi Sumatra

Minggu, 30 November 2025 - 20:46 WIB

Dari Purwokerto ke Era UMi: Sejarah BRI dan Perjalanan Ekonomi Rakyat

Selasa, 25 November 2025 - 20:02 WIB

Memuliakan Guru adalah Investasi Jangka Panjang

Minggu, 9 November 2025 - 21:17 WIB

Redenominasi: Cara Elegan Menjerat Koruptor Tanpa Drama

Jumat, 31 Oktober 2025 - 11:14 WIB

Nol APBD, Bukan Nol Biaya: Beban Senyap Lampung Fest 2025

Berita Terbaru

Lampung

Jembatan Way Kali Nurik Ambruk, BMBK Lampung Gercep Tangani

Kamis, 11 Des 2025 - 18:50 WIB

Lampung

BMBK Lampung Catat 52 Ruas Jalan Rampung Diperbaiki

Kamis, 11 Des 2025 - 18:48 WIB