Disdikbud Lampung: Kekerasan di Sekolah Tidak Benar, Tapi Guru Harus Dilindungi

- Editor

Kamis, 16 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala Disdikbud Provinsi Lampung, Thomas Amirico. Foto: BukanAgus

Kepala Disdikbud Provinsi Lampung, Thomas Amirico. Foto: BukanAgus

Pramoedya.id: Insiden kepala sekolah menampar siswa ketahuan merokok di Lebak, Banten, telah membuat Kepala SMAN 1 Cimarga dibebastugaskan sementara dan memicu aksi mogok belajar siswa. Kejadian ini pun berbalut tanggapan dari Lampung, di mana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menekankan bahwa meskipun kekerasan fisik tak boleh, guru juga memiliki tantangan emosional dalam mendidik.

“Kalau dulu anak melanggar aturan, orang tuanya justru ikut marah. Sekarang sedikit-sedikit lapor polisi. Padahal guru tidak mungkin berniat menyakiti muridnya,” kata Kepala Disdikbud Provinsi Lampung, Thomas Amirico, saat diwawancarai pada Kamis (16/10/2025).

Thomas menjelaskan, guru memang memiliki tanggung jawab besar dan kerap menghadapi situasi emosional di kelas. Meski begitu, ia menegaskan bahwa tindakan kekerasan fisik terhadap siswa tetap tidak dibenarkan.

Dalam kasus “Kepsek Tampar Siswa di Banten”, ia meminta masyarakat agar memahami konteks dan paham regulasi sebagaimana diatur dalam Permendikbud Nomor 64 Tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah.

“Aturannya jelas, di sekolah siapa pun tidak boleh merokok, baik siswa maupun guru. Tapi di sisi lain, guru juga manusia. Kadang kesabaran ada batasnya,” ujarnya.

Ia menambahkan, bila terjadi pelanggaran kecil di sekolah, sebaiknya diselesaikan melalui pendekatan dialog, bukan laporan hukum. “Kalau dikit-dikit lapor, nanti siapa yang mau jadi guru? Kalau semua dilarang, ya didik sendiri anaknya di rumah. Kecuali kalau memang kekerasan tersebut benar-benar menimbulkan cedera serius, ini kan enggak, hanya upaya mendidik,” ucapnya dengan nada setengah berkelakar.

Disdikbud Lampung, lanjut Thomas, juga terus mendorong penguatan pengawasan terhadap siswa, termasuk dalam upaya pencegahan bullying, tawuran, dan penyalahgunaan narkoba. “Kasus-kasus yang muncul jadi bahan evaluasi bagi kami untuk memperkuat peran guru BK, wali kelas, dan juga pengawasan sebaya,” tuturnya.

Ia berharap tidak ada lagi kasus kekerasan di sekolah, baik oleh guru maupun antarsiswa. “Intinya, pendidikan harus tetap berpihak pada anak, tapi guru juga perlu dilindungi,” pungkasnya.(*)

Berita Terkait

Dies Natalis Klasika: Meneguhkan Solidaritas dan Merawat Tradisi Intelektual
Usai Kebakaran Telan Korban, Wali Kota Balam Ingatkan Warga Waspadai Listrik
Dua Naskah Kuno Lampung Raih Sertifikat dari Perpusnas
Triga Lampung Desak KPK Periksa Bupati Lamtim
PWNU Lampung Kecam Trans 7, Bakal Tempuh Jalur Hukum
Polemik SGC dan CSR BI, KPK-Kejagung Dituntut Tetapkan Tersangka
UIN RIL Incar Rujukan Internasional  
UIN RIL Diminta Konsisten Jaga Lingkungan

Berita Terkait

Kamis, 16 Oktober 2025 - 20:18 WIB

Dies Natalis Klasika: Meneguhkan Solidaritas dan Merawat Tradisi Intelektual

Kamis, 16 Oktober 2025 - 16:17 WIB

Usai Kebakaran Telan Korban, Wali Kota Balam Ingatkan Warga Waspadai Listrik

Kamis, 16 Oktober 2025 - 13:54 WIB

Disdikbud Lampung: Kekerasan di Sekolah Tidak Benar, Tapi Guru Harus Dilindungi

Kamis, 16 Oktober 2025 - 07:54 WIB

Dua Naskah Kuno Lampung Raih Sertifikat dari Perpusnas

Rabu, 15 Oktober 2025 - 21:41 WIB

Triga Lampung Desak KPK Periksa Bupati Lamtim

Berita Terbaru

Dua naskah kuno bersejarah asal Provinsi Lampung berhasil menorehkan prestasi di tingkat nasional.

Lampung

Dua Naskah Kuno Lampung Raih Sertifikat dari Perpusnas

Kamis, 16 Okt 2025 - 07:54 WIB

Lampung

Triga Lampung Desak KPK Periksa Bupati Lamtim

Rabu, 15 Okt 2025 - 21:41 WIB