Pramoedya.id: Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandar Lampung mencatat sekitar 200 balita masih mengalami stunting. Kepala Dinkes Kota Bandar Lampung, Muhtadi A Temenggung, menyebut prevalensi stunting hanya sekitar 0,4 persen, atau ratusan balita dari total jumlah balita yang ada. Angka tersebut lebih rendah dibanding target nasional, Kamis (2/10/2025).
Wilayah Kecamatan Panjang menjadi salah satu titik dengan kasus stunting paling dominan, sementara sejumlah puskesmas lain tercatat nihil kasus.
Untuk menekan angka stunting, pemerintah pusat menyalurkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa biskuit khusus bagi ibu hamil dan balita. Namun, belakangan program ini ikut terseret dugaan korupsi di tingkat nasional.
Menanggapi hal itu, Muhtadi menegaskan tidak memiliki kewenangan melakukan uji kandungan gizi terhadap biskuit yang disalurkan. “Pemeriksaan kandungan produk ada di BPOM, bukan di Dinkes. Kami hanya melaksanakan distribusi melalui puskesmas sesuai program pusat,” jelas Muhtadi.
Meski ada polemik di tingkat pusat, program biskuit PMT di Bandar Lampung tetap berjalan dan terus dibagikan kepada sasaran, terutama ibu hamil dan balita yang masuk kategori risiko stunting.(*)