Pramoedya.id: Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Buya Hamka Kalianda menggelar Rapat Tahunan Komisariat (RTK), Sabtu (19/7/3035). Bertempat di Sekretariat PC PMII Lampung Selatan, kegiatan ini mengusung tema “Memperkuat Militansi Komisariat sebagai Ujung Tombak Kaderisasi.”
Ketua Komisariat PMII Buya Hamka sebelumnya, Nico Mardana, menegaskan pentingnya militansi kader di tingkat komisariat sebagai kunci keberlangsungan kaderisasi.
“Komisariat bukan sekadar struktur organisasi, melainkan rumah pertama kader yang harus memperkuat ideologi, integritas, dan loyalitas sahabat-sahabat semua. Militansi bukan soal kekerasan, melainkan keteguhan hati dalam perjuangan nilai-nilai Aswaja dan keindonesiaan,” tegas Nico.
Kegiatan ini diisi diskusi kepemimpinan, pemaparan strategi kaderisasi berkelanjutan, serta refleksi peran komisariat dalam menjaga marwah PMII sebagai organisasi kader dan intelektual.
Ketua Cabang Kopri PMII Lampung Selatan, Rizka Diana, turut mengapresiasi inisiatif komisariat. Ia menegaskan keberhasilan kaderisasi di tingkat cabang sangat bergantung pada militansi komisariat.
“Kami sangat mengapresiasi. Semoga terpilih pimpinan baru yang amanah,” kata dia.
Selain laporan pertanggungjawaban dan penyusunan program kerja baru, RTK V juga menetapkan Pandu Sang Bintang Pratama sebagai Ketua Komisariat terpilih, dan Reza Mauliddina sebagai Ketua Kopri Komisariat untuk masa khidmat 2025–2026. Pandu berkomitmen melanjutkan estafet perjuangan dan memperkuat sistem kaderisasi secara masif dan terstruktur.
“Kami akan berupaya memperkuat basis pengkaderan, mendorong kaderisasi yang berbasis nilai-nilai Aswaja dan intelektualitas, serta membangun komisariat yang solid secara struktural dan kultural,” ungkap Pandu pasca terpilih.
Diketahi, RTK V ini dihadiri kader aktif, pengurus cabang, alumni, dan tamu undangan. Forum ini menjadi momentum konsolidasi dan revitalisasi semangat juang kader di tengah dinamika gerakan mahasiswa Islam yang makin kompleks. RTK sendiri merupakan forum kaderisasi tertinggi di tingkat Komisariat, menjadi wadah ide intelektual guna kemajuan organisasi. (Rilis/*)