Pramoedya.id: Pemerintah Provinsi Lampung meluncurkan program Desaku Maju sebagai penanda 100 hari kerja Gubernur Rahmat Mirzani Djausal dan Wakil Gubernur Jihan Nurlela. Program ini menjadi salah satu prioritas dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang diluncurkan secara serentak di empat kabupaten.
Peluncuran utama digelar di Desa Wonomarto, Kecamatan Kotabumi Utara, Kabupaten Lampung Utara, yang dihadiri langsung oleh Gubernur. Sementara di titik lain, Wakil Gubernur Jihan Nurlela hadir di Desa Taman Cari (Lampung Timur), dan peluncuran turut berlangsung di Desa Tambah Rejo (Pringsewu) dan Desa Suka Damai (Lampung Selatan).
“Lampung tidak akan tumbuh dari kota, tapi dari desa-desa seperti Wonomarto,” kata Rahmat , Rabu, 4 Juni 2025.
Program Desaku Maju menitikberatkan pada peningkatan nilai tambah komoditas pertanian utama seperti singkong, jagung, dan padi. Di Wonomarto, Pemerintah Provinsi menyalurkan bantuan alat pengering gabah dan jagung, mendorong produksi pupuk organik cair (POC), pelatihan vokasi, hingga pembangunan infrastruktur jalan desa.
Gubernur menyebut, sekitar 6 juta penduduk Lampung bergantung pada sektor pertanian. Harga komoditas yang baik, kata dia, akan langsung berdampak pada kesejahteraan warga. Di Wonomarto, lahan pertanian mencakup 1.000 hektare singkong, 600 hektare jagung, dan 200 hektare sawah.
Harga jagung basah yang berkisar Rp3.700 per kilogram bisa meningkat menjadi Rp5.500 jika dikeringkan. Satu unit dryer dinilai mampu meningkatkan pendapatan petani hingga Rp1 juta per bulan dan membuka potensi nilai tambah Rp6 miliar setiap kali panen.
Pemprov Lampung juga mencatat kebutuhan pengembangan ekosistem pertanian yang terintegrasi, termasuk 900 unit combine harvester, 500 dryer, 300 rice milling unit, dan ratusan silo. Namun, terbatasnya APBD membuat Gubernur mendorong perbankan menyiapkan skema pembiayaan alat mesin pertanian (alsintan) untuk petani, BUMDes, dan koperasi.
“Ekonomi Lampung ke depan tidak bisa lagi bertumpu pada kota. Harus dibangun dari desa, dengan kekuatan masyarakatnya sendiri,” ujar Rahmat.
Ia juga menyerukan sinergi lintas sektor, termasuk pemerintah kabupaten/kota, BUMN, BUMD, perguruan tinggi, dan pelaku usaha untuk memasukkan Desaku Maju dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). (Rilis)