Pramoedya.id: Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bandar Lampung menginstruksikan seluruh kadernya untuk bergabung dalam aksi massa yang akan digelar bersama lebih dari 5000 petani singkong dan Cipayung Plus pada Senin, (5/5/2025)mendatang. Aksi ini merupakan bentuk solidaritas terhadap petani singkong yang tengah berjuang menuntut harga yang adil dan stabil atas hasil panen mereka yang terus merosot.
Ketua Cabang PMII Bandar Lampung, Dapid Novian Mastur, mengatakan bahwa pihaknya merasa terpanggil untuk memperjuangkan hak-hak petani singkong yang terus menghadapi masalah harga jual yang sangat rendah.
“Kami tidak bisa tinggal diam ketika petani yang sudah bekerja keras di lapangan justru tidak mendapatkan harga yang adil untuk produk mereka. Sebagai bagian dari masyarakat, PMII merasa perlu mendukung perjuangan mereka,” ujar Dapid saat diwawancarai, Jumat (2/5/2025).
Menurut Dapid, harga singkong di Lampung mengalami penurunan yang drastis dalam beberapa tahun terakhir. Harga yang seharusnya mencapai Rp1.400 per kilogram seringkali turun jauh, bahkan hanya sekitar Rp670 per kilogram setelah dipotong biaya rafaksi dan transportasi.
“Kondisi ini sangat memberatkan petani. Mereka kesulitan menghidupi keluarga mereka meskipun biaya produksi terus meningkat,” lanjutnya.
Aksi yang akan berlangsung pada Senin mendatang, akan memusatkan perhatian pada tuntutan petani singkong terhadap pemerintah dan pihak terkait untuk menetapkan harga yang lebih adil dan stabil. PMII berharap aksi ini tidak hanya menjadi seruan perubahan harga, tetapi juga sebagai bentuk solidaritas terhadap petani yang sudah lama merasakan kesulitan.
“Aksi ini bertujuan untuk memperjuangkan harga yang lebih adil bagi petani singkong. Kami juga ingin mendorong pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah nyata dalam memperbaiki keadaan ini,” tegas Dapid.
PMII juga mendesak agar pemerintah daerah meningkatkan program pendampingan untuk petani, serta mempercepat solusi terhadap masalah harga singkong yang kian mengancam kesejahteraan petani.
“Ini adalah kesempatan bagi pemerintah untuk menunjukkan komitmennya terhadap sektor pertanian yang sangat vital bagi ekonomi Lampung. Kami berharap aksi ini menjadi momentum untuk kebijakan yang lebih berpihak pada petani,” tutup Dapid. (*)